Senin, 19 November 2012

RESENSI BUKU


PANDUAN MENULIS CERPEN
Oleh Risa Arianti
Judul                           : Kiat Menulis Cerita Pendek
Penulis                         : Harris Effendi Thahar
Penerbeit                     : ANGKASA Bandung
Cetakan                       : I
Tahun terbit                 : 1999
Jumalah halaman         : 192 halaman


Harris Effendi Thahar, lahir di Tembilahan, Riau, 4 Januari 1950, anak ke-8 dari 11 bersaudara. Lulus Sarjana Muda Pendidikan Teknik Arsitektur IKIP Padang tahun 1976. Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Padang 1994. Bekerja sebagai local staff Proyek Sumatera Regional Planning Study kerjasama University of Bonn Jerman Bapennas RI di Bukittinggi 1973-1975. Sebagai dosen luar biasa untuk pengantar Jurnalistik pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Padang. Menjadi Wartawan dan Redaktur Fiksi Skm. Canang Padang sejak 1986 hingga sekarang. Dia juga seorang pengarang cerpen dan puisi.
Pada bukunya yang berjudul “Kiat Menulis Cerita  Pendek” ini, memuat semua hal yang berkaitan dengan cerpen. Dari pengertian cerpen hingga tata cara membuat cerpen serta contoh-contohnya. Menurut Harris, cerpen dapat dibuat oleh siapa saja asalkan ada kemauan dan keinginan untuk menulis dan terus menulis. Hal serupa juga diungkapkan oleh Arswendo Atmowiloto dalam bukunya yang berjudul Mengarang Itu Gampang.
Sebagai seorang Wartawan dan juga Redaktur, Harris mempunyai banyak pengalaman dalam memilah dan memilih cerpen-cerpen yang bagus dan layak untuk diterbitkan. Oleh karena itu, beliau menerbitkan buku ini agar dapat memberikan bimbingan dan contoh-contoh pembuatan cerpen untuk siapa saja yang ingin membuatnya.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa cerpen itu terdiri dari berbagai macam jenis (bentuk). Cerpen dibuat tidak hanya dari pengalaman yang nyata, melainkan dari imajinasi seorang penulis. Tapi imajinasi yang dikembangkan berasal dari pengamatan pengalaman dalam kehidupan nyata. Baik dari pengalaman sendiri atau pun dari pengalaman orang lain.
Bagi seorang penulis, adanya gaya penulisan merupakan suatu identitas untuk dirinya. Biasanya gaya itu timbul tanpa kita sadari. Namun, ada juga penulis pemula yang belum menemukan gayanya sendiri, sehingga mereka meniru gaya–gaya yang ditampilkan oleh penulis lainnya. Walaupun gaya tulisannya serupa, tapi pasti ada perbedaannya. Perbedaan itulah yang menjadikan gaya tersendiri untuk penulis pemula.
Berbeda dengan Arswendo Atmowiloto dalam bukunya yang berjudul Mengarang Itu Gampang. Yang mana dalam buku itu hanya dijelaskan bagaimana cara mengarang atau membuat sebuah tulisan, dan hanya ada sedikit tokoh yang dimuat sebagai contoh. Berbeda dengan buku “Kiat Menulis Cerita  Pendek” banyak pengalaman-pengalaman dari para penulis terkenal yang dimuat di dalamnya. Serta adanya sebagian potongan cerpen dari para penulis yang dijadikan contoh. Selain itu, buku ini juga menampilkan gaya-gaya yang digunakan oleh penulis-penulis itu.
Buku ini cukup menarik untuk dibaca. Karna banyak pengalaman-pengalaman dari para penulis ternama yang dimuat, sehingga dapat menjadi acuan. Hanya saja, karena banyaknya pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh penulis-penulis lain membuat buku ini serasa seperti kumpulan para penulis yang dibukukan.
Memang seoarang manusia atau penulis, pasti tidak akan sempurna. Begitu juga dengan tulisan yang dihasilkannya. Walaupun demikian, buku ini sangat bermanfaat. Karena tidak sedikit orang yang membaca buku ini terpacu untuk memulai menulis. Oleh karena itu, kami menunggu buku lainnya yang dapat membuat kami terpacu untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat lainnya.

1 komentar:

  1. wah wah.. tadinya nyari-nyari resensi buku ini.. eh.. ternyata cingu juga suka sama exo.. jadi tambah semangat nih.. gumawo infonya cingu..hwaiting!! :)

    BalasHapus