LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi : SD Negeri Melayu 11
Lingkup Pendidikan : Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai :
- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada kelas 1 tema 3 kegiatanku subtema 2 kegiatan siang hari.
- Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengenal lambang huruf dan membaca permulaan pada kelas 1 tema 3 kegiatanku subtema 4 kegiatan malam hari.
- Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menentukan kosakata bahasa Indonesia yang tepat pada kelas 1 tema 4 keluargaku subtema 1 anggota keluargaku.
- Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengenal konsep lambang bilangan dan menentukan pola bilangan dengan tepat pada kelas 1 tema 4 keluargaku subtema 2 kegiatan keluargaku.
Penulis
: Risa Arianti, S.Pd
Tanggal :
·
Penuliasan : Rabu, 07 Nopember 2022
·
Pelaksanaan Aksi
-
Aksi 1
Pertemuan 1 : Sabtu, 15 Oktober 2022
Pertemuan 2 : Senin, 17 Oktober 2022
-
Aksi 2
Pertemuan 1 : Senin, 31 Oktober 2022
Pertemuan 2 : Rabu, 02 Nopember 2022
-
Aksi 3
Pertemuan 1 : Senin, 14 Nopember 2022
Pertemuan 2 : Rabu, 16 Nopember 2022
-
Aksi 4
Pertemuan 1 & 2 : Kamis, 24 Nopember 2022
Situasi :
Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah
Rendahnya motivasi belajar peserta didik, dikarenakan
tahun-tahun sebelumnya ada pandemi covid-19. Peserta didik terbiasa belajar
dari rumah. Sehingga pada saat mereka sekolah, mereka lebih terfokus untuk
bermain bersama teman-temannya. Hal ini nampak ketika saat belajar mereka
kurang fokus pada pembelajaran, sering bercanda dengan teman disebelahnya, atau
menengok keluar kelas melihat kelas lain yang sedang olahraga dilapangan.
Selain itu, peserta didik kelas 1 ini masih banyak
yang belum mengenal huruf dan lambang bilangan, belum bisa membaca permulaan
dan belum bisa menulis. Hal ini tampak dari kemampuan dasar peserta didik.
Ketika diminta untuk menyebutkan abjad A-Z yang susunannya di acak masih banyak
yang tidak tepat. Tetapi jika menyebutkan secara berurutan sebagian besar
peserta didik bisa. Hal ini dikarenakan hampir sebagian dari peserta didik
tidak mengenyam pendidikan di TK, dan di rumah pun tidak dibimbing orang tuanya
karena kesibukan bekerja.
Kemudian juga, sebagian peserta didik penguasaan kosakata
bahasa Indonesia masih rendah. Hal ini tampak saat diberikan pertanyaan atau
anak diminta untuk bercerita dengan lisan menggunakan bahasa Indonesia masih
terbata-bata dan kadang tercampur dengan bahasa sehari-hari. Hal ini
dikarenakan mereka jarang menggunakan bahasa Indonesia saat di rumah.
Selain itu juga, saya baru mengajar kelas 1 pada tahun
ajaran ini (2022/2023). Sehingga saya sedikit kesulitan menghadapi anak kelas
1. Saya harus belajar lagi baik itu tentang karakteristik dari peserta didik
itu sendiri, kemudian gaya mengajar yang akan saya gunakan, model dan media
yang akan saya gunakan pada saat proses pembelajaran. Hal inilah yang membuat
saya juga merasa ini sebagai tantangan baru yang harus saya selesaikan. Karena
selama ini, pembelajaran yang saya gunakan terpusat pada guru, metode yang
digunakan ceramah, dan jarang sekali mengajak peserta didik untuk bekerja
kelompok. Hal ini lah juga menjadi faktor peserta didik kurang semangat dalam
belajar.
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan
Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan,
karena pada praktik ini, saya menggunakan model pembelajaran Problem Basen Learning (PBL) dan model
pembelajaran Project Based Learning
(PjBL). Dimana model pembelajaran ini melibatkan peserta didik untuk dapat
berdiskusi, berpikir kritis untuk memecahkan masalah ataupun dalam membaut
suatu karya atau proyek.
Selain itu juga ada beberpa dampak yang bisa dirasakan saat proses pembelajaran menggunakan PBL maupun PjBL, yaitu :
- Model pembelajaran yang bervariasi meningkatkan semangat dan motivasi belajar peserta didik
- Media dan alat, bahan pembelajaran lebih inovatif dan menarik, sehingga peserta didik tidak bosan pada saat belajar
- Proses pembelajaran lebih terstruktur dan berpusat pada peserta didik
- Peran guru lebih kepada fasilitator pada saat belajar
- Adanya penanaman karakter seperti, disiplin, bekerjasama, dan rasa tanggung jawab
Dengan adanya praktik ini, diharapkan bisa menjadi
referensi dan inspirasi bagi rekan-rekan guru yang mengalami masalah yang sama dengan
saya yang ditemukan pada sekolah tempat mengajar masing-masing. Sehingga
berdampak pada perbaikan pembelajaran di dalam kelas, otomatis juga berdampak
pada peserta didik, baik dari segi kemampuannya, pemahamannya, dan juga hasil
belajarnya.
Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini
Saya sebagai guru berperan aktif dan mempunyai
tanggung jawab untuk melaksanakan praktik pembelajaran ini dengan maksimal
melalui penerapan model pembelajaran PBL ataupun PjBL. Serta penggunaan media
yang tepat untuk menunjang model pembelajaran yang digunakan agar lebih menarik
untuk peserta didik. Selain itu juga, saya bertanggung jawab untuk terus
melakukan inovasi dalam merancang atau mengembangkan perangkat pembelajaran
sehingga tujuan dan hasil belajar peserta didik bisa tercapai sesuai dengan
yang diharapkan.
Tantangan :
Tantangan untuk mencapai tujuan PPL AKSI 1 hingga AKSI 4, yaitu :
- Terdapat 2 orang peserta didik yang mengalami kesulitan dalam diskusi kelompok dan hanya memperhatikan teman-temannya berdiskusi. Hal ini dikarenakan peserta didik tersebut belum mengenal huruf dan belum bisa menulis, sehingga kesusahan untuk membaca petunjuk dan memahami tugas yang diberikan.
- Peserta didik yang lain juga masih ada yang kurang aktif dan bingung dengan perannya di dalam kelompok. Sehingga hanya beberapa peserta didik yang terlihat aktif dalam kegiatan diskusi tersebut.
- Peserta didik mengalami kesulitan dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Karena masih banyak peserta didik yang belum bisa membaca.
- Peserta didik masih belum mampu memberikan tanggapan kepada hasil presentasi kelompok lain. Karena rendahnya kosakata bahasa Indonesia yang dikuasai, serta pemahaman peserta didik masih rendah.
- Tingkat antusias dan keaktifan peserta didik untuk bermain, mengakibatkan pengelolaan kelas tidak berjalan seperti yang diinginkan.
Yang terlibat pada PPL AKSI 1 hingga AKSI 4, yaitu :
- Peserta didik kelas 1 sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran
- Guru sebagai pelaksana dan fasilitator bagi peserta didik
- Bapak Dr. Supriyatman, S.Si, M.Pd (Dosen) dan Ibu Lulu Patma, S.Pd, M.Pd (guru pamong), sebagai pembimbing dalam mengarahkan penyusunan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran agar berjalan dengan baik, serta mengarahkan bagaimana cara pengambilan video yang baik agar proses pembelajaran terlihat lancar dan tepat.
- Ibu Wahidah, S.Pd.I, M.Pd selaku Kepala sekolah sebagai pendukung dan juga fasilitator terlaksananya praktik pembelajaran di sekolah. Beliau juga sebagai narasumber ketika saya mengeksplor penyebab masalah dan solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
- Ibu Mustika, S.Pd.I merupakan rekan guru yang pernah mengajar di kelas 1 sebagai narasumber ketika saya mengeksplor penyebab masalah dan solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu juga, beliau sebagai observer terhadap terlaksananya praktik pembelajaran yang saya lakukan.
- Ibu Rita Meilani, A.md, Kom., Ibu Mega Mursinah, SE dan Ibu Mefthiah Alfisah yang bertugas untuk pengambilan video selama praktik pembelajaran berlangsung.
Aksi :
Langkah-langkah
yang dilakukan untuk menghadapi tantangan, pada:
Langkah pertama adalah menentukan solusi apa yang akan
digunakan agar motivasi atau semangat peserta didik untuk belajar bisa lebih
meningkat lagi. Berdasarkan hasil wawancara dan kajian literatur, ada beberapa
solusi yang dapat digunakan. Seperti memahami karakteristis anak dalam belajar,
mengubah gaya mengajar guru, menggunakan berbagai model pembelajaran yang
inovatif dan kreatif, penggunaan media pembelajaran yang menarik, mengajak anak
belajar sambil bermain, dan lainnya.
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan sarana dan prasarana yang akan di gunakan pada saat kegiatan pembelajaran. Seperti handphone, laptop, proyektor, jaringan internet, listrik, dan ruang kelas yang bersih. Memastikan peserta didik agar semuanya bisa berhadir kesekolah. Selain itu juga memastikan rekan guru yang ditunjuk sebagai observer dan videografer bersedia dan berhadir pada saat kegiatan berlangsung.
Strategi
yang digunakan:
Untuk
permasalahan rendahnya motivasi belajar peserta didik pada
kelas 1 tema 3 kegiatanku subtema 2 kegiatan siang hari, saya
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
yang dipadukan dengan alat peraga atau media benda nyata seperti penggunaan
bilah lidi, kartu angka, dan kartu gambar. Serta dengan menggunakan metode diskusi, tanya jawab,
dan penugasan.
Pada permasalahan rendahnya
kemampuan peserta didik dalam mengenal
lambang huruf dan membaca permulaan pada
kelas 1 tema 3 kegiatanku subtema 4 kegiatan malam hari., saya menggunakan
pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
berbantu media biji-bijian dan gambar, serta dengan menggunakan metode
diskusi, tanya jawab, dan penugasan (membuat karya kolase).
Kemudian untuk permasalahan rendahnya kemampuan
peserta didik dalam menentukan kosakata bahasa Indonesia yang tepat
pada kelas 1 tema 4 keluargaku subtema 1 anggota keluargaku. Menggunakan pendekatan
saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang dipadukan dengan media crossword puzzle (teka teki silang) dan
papan flanel, serta dengan menggunakan metode diskusi, tanya jawab, dan penugasan
(memecahkan masalah).
Permasalahan terakhir yaitu rendahnya
kemampuan peserta didik dalam mengenal konsep lambang bilangan dan menentukan
pola bilangan dengan tepat pada kelas 1 tema 4
keluargaku subtema 2 kegiatan keluargaku. Saya menggunakan pendekatan saintifik
dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning dibantu media gambar dan pola gambar bangun datar (segitiga,
segi empat, dan lingkaran), serta dengan menggunakan metode diskusi, tanya
jawab, dan penugasan (memecahkan masalah).
Dengan menggunakan model PBL dan PjBL ini
aktivitas peserta didik akan lebih dominan, karena pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Sehingga peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Peserta didik juga dapat mengembangkan kemampuan sosial dan
keterampilan berkomunikasi yang memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam
tim. Kemudian mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, serta
memperoleh keterampilan mengelola waktu.
Langkah selanjutnya adalah merancang perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar, Media Pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), serta alat penilaian (Kisi-kisi soal, instrumen penilaian, dan rubrik penilaian).
Proses
yang dilakukan untuk mengahadapi tantangan:
Menurut Delsi Novelni dan Elfia Sukma (2021) Adapun
langkah-langkah model pembelajaran PBL, sebagai berikut :
Sintak 1 Orientasi masalah : guru meberikan suatu masalah yang akan diselesaikan oleh peserta didik dengan saling bertukar informasi atau memecahkannya bersama-sama.
- Permasalahan ke-1 (Aksi 1 Pertemuan 1): menemukan kegiatan pada siang hari dengan mengamati orang-orang disekitar rumah mereka atau sekitar sekolah.
- Permasalahan ke-2 (Aksi 2 Pertemuan 2) : menemukan nilai tempat suatu bilangan dengan menggunakan media tusuk gigi.
- Permasalahan ke-3 (Aksi 3 Pertemuan 1) : meminta peserta didik untuk melakukan perkenalan diri dan anggota keluarga yang tinggal bersama mereka dirumah. Kemudian peserta didik menyelesaikan teka teki silang yang berkaitan dengan anggota keluarga tersebut.
- Permasalahan ke-4 (Aksi 3 Pertemuan 2) : bersyukur kepada Tuhan YME termasuk mencerminkan bahwa kita telah melaksanakan sila Pancasila yang pertama yaitu Ketuahanan Yang Maha Esa. Pancasila itu ada 5 sila. Guru meminta peserta didik untuk menemukan simbol dan teks Pancasila, kemudian disusun menjadi sebuah teks Pancasila yang utuh dengan bekerjasama dalam kelompok.
- Permasalahan ke-5 (Aksi 4) : guru menampilkan teks percakapan Lani dan Ayah. Lani sedang belajar bilangan sama ayahnya. Ayahnya mengajari Lani menentukan pola bilangan dengan menggunakan media gambar bangun ruang (segitiga, segi empat, dan lingkaran). Sekarang kalian bantu Lani untuk menemukan pola bilangan yang lainnya.
Sintak
2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar : guru
membentuk peserta didik menjadi 3 kelompok yang heterogen. Guru membagikan LKPD
kepada peserta didik, dan menjelaskan bagaimana cara mengerjakannya.
Sintak
3 Membimbing penyelidikan kelompok: guru
berkeliling untuk melihat kerja kelompok peserta didik, dan memberikan arahan
kepada peserta didik jika ada temuan yang kurang pas dengan masalah yang
dipecahkan.
Sintak
4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: guru
memberikan kesempatan kepada kelompok untuk menampilkan hasil diskusinya.
Sintak
5 Menganalisis hasil pemecahan masalah: guru
dan peserta didik yang lain memberikan saran atau tanggapan terhadap hasil
kerja kelompok yang maju kedepan kelas.
Menurut Nadia Ulfa Dinda dan Elfia Sukma (2021) adapun
langkah-langkah model pembelajaran PjBL, sebagai berikut :
Sintak 1 Menentukan pertanyaan dasar :
- Guru dan peserta didik menyanyikan lagu “Burung Hantu” yang ditampilkan melalui proyektor
- Guru menampilkan video keadaan di malam hari
- Guru meminta peserta didik menyebutkan ciri-ciri malam hari berdasarkan tayangan video
- Guru menampilkan bacaan terkait dengan kebiasaan baik yang dilakukan pada malam hari dan membacakannya dengan nyaring
- Guru meminta peserta didik untuk membuat karya kolase kata, yang berkaitan dengan keadaan di malam hari.
- Guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok yang heterogen
Sintak 2 Penyusunan rancangan proyek:
- Guru menanyakan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya kolase.
- Guru membagi tugas peserta didik dalam kelompok, dan menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
- Guru membagikan LKPD kepada peserta didik.
Sintak 3 Menyusun jadwal pembuatan:
- Guru membuat kesepakatan dengan peserta didik tantang tahapan-tahapan pembuatan dan jadwal pengumpulan.
- Guru bersama peserta didik menyepakati untuk lamanya pembuatan karya kolase.
- Guru menjelaskan cara membuat kolase
- Guru meminta peserta didik untuk memulai pembuatan kolase
Sintak 4 Memonitor kemajuan proyek: guru berkeliling untuk melihat keaktifan peserta didik dalam kelompok, kemudian membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan membaut kolase kata
Sintak 5 Penilaian hasil:
- Guru mengukur ketercapaian keikutsertaan peserta didik dalam proyek pembuatan kolase
- Guru menanyakan apakah yang mereka buat sudah bagus, rapi, dan sesuai dengan pola, sehingga kata yang terbetuk bisa terbaca dengan jelas.
Sintak 6 Evaluasi pengalaman belajar:
- Guru meminta kelompok untuk menampilkan hasil karya pembuatan kolasenya
- Guru dan peserta didik yang lainnya memberikan tanggapan terhadap hasil karya kelompok yang maju ke depan kelas.
Yang terlibat dalam proses ini adalah :
- Guru sebagai perancang dan pelaksana praktik
- Peserta didik sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran
- Rekan guru yang membantu dalam menentukan penyebab masalah dan menentukan solusi, membantu dalam mengobservasi kegiatan pembelajaran, dan juga memberikan masukan dan semangat.
- Kepala sekolah yang sudah memberikan masukan dalam menentukan penyebab masalah dan menentukan solusi, memberikan izin untuk melaksanakan PPL, serta mendukung dalam praktik pembelajaran ini.
- Dosen dan guru pamong yang memberikan masukan dan semangat agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sumber materi yang diperlukan, pada aksi 1 hingga aksi 4 :
- Buku guru dan buku siswa kelas 1 tema 3 (untuk Aksi 1 dan Aksi 2)
- Buku guru dan buku siswa kelas 1 tema 4 (untuk Aksi 3 dan Aksi 4)
- Youtube
- Lingkungan rumah dan sekolah
- Pemanfaatan TIK dalam bentuk PPT (media ajar) yang ditampilkan melalui proyektor.
- Speaker
Refleksi Hasil dan Dampak :
Dampak
dari langkah-langkah aksi yang dilakukan, sebagai berikut :
Dampak dari peggunaan model pembelajaran PBL dan PjBL
yang dilakukan memiliki hasil yang efektif. Dilihat dari keaktifan peserta
didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung, serta antusias peserta didik
dalam memperhatikan materi yang disajikan melalui powerpoint (PPT) pembelajaran
yang ditayangkan melalui proyektor karena menjadi hal baru untuk peserta didik
dalam menerima materi dari guru.
Meskipun pada aksi 1 terdapat kendala seperti suara lagu yang ditampilkan
terdengar kurang keras dikarenakan tidak ada speaker. Namun kendala tersebut
tidak menjadi halangan yang berarti karena guru juga membimbing peserta didik
saat menyanyikan lagu tersebut. Sehingga peserta didik tetap bisa fokus dan
mampu mencapai hasil belajar yang baik dan sesuai harapan.
Selain itu juga, adanya kerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan masalah ataupun dalam membuat proyek, membuat peserta didik lebih
bersemangat dalam belajar dan tidak cepat bosan. Walaupun ada beberapa kendala
saat kegiatan kolompok. Pada Aksi 1 ada 2 orang peserta didik yang kurang aktif
dalam kelompok yaitu M. Fathul Hasan dan Suhaimi. Hal ini dikarenakan ke-2 anak
tersebut belum bisa membaca dan menulis sehingga pada kegiatan menyusun kalimat
berdasarkan gambar, mereka kurang tertarik untuk ikut berdiskusi. Namun pada
saat aksi berikutnya ke-2 anak tersebut sudah mulai aktif dalam diskusi, karena
pada saat diskusi kelompok saya berikan arahan untuk berbagi tugas sesuai
dengan kemampuan peserta didik. Jadi walaupun ke-2 anak tersebut belum bisa
membaca tetapi mereka sudah mulai aktif untuk ikut membantu mengerjakan tugas
kelompoknya.
Berdasarkan hasil observasi, serta penilaian yang dilakukan hasilnya efektif, dapat dilihat dari data sebagai berikut :
- Peserta didik terlihat antusias dan bersemangat serta aktif selama pembelajaran. Hal ini sejalan dengan hasil penilaian sikap peserta didik yang mana rata-rata nilai sikap jujur 89, rata-rata nilai sikap santun 87,5, dan rata-rata nilai sikap percaya diri 87,5. Peserta didik juga sudah bagus dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Sebagian besar peserta didik terlibat aktif dalam diskudi kelompok.
- Berdasarkan hasil belajar peserta didik, yang dapat dilihat dari penilaian evaluasi belajar juga sudah bagus. Pada hasil belajar aksi 1 dan aksi 2 terdapat 2 orang peserta didik yang belum tuntas yaitu M. Fathul Hasan dan Suhaimi. Hal ini dikarenakan mereka tidak bisa membaca, sehingga jawaban yang mereka tuliskan asal saja. Sedangkan pada aksi 3 dan aksi 4 hasil belajar mereka meningkat dan bisa mencapai batas ketuntasan, karena pada saat evaluasi soalnya saya bacakan terus mereka menyebutkan jawabannya. Setelah itu baru mereka dibimbing untuk menuliskan jawaban yang telah disebutkan sebelumnya. Adapun hasil belajar peserta didik, sebagai berikut:Aksi 1 dan Aksi 2 : 12 orang peserta didik (86%) mencapai ketuntasan, dan 2 orang peserta didik (14%) tidak mencapai ketuntasanAksi 3 : 13 orang peserta didik (93%) mencapai ketuntasan, dan 1 orang peserta didik (7%) tidak mencapai ketuntasanAksi 4 : 14 orang peserta didik (100%) sudah mencapai ketuntasan.
- Berdasarkan hasil pengamatan dari rekan guru (observer), dalam pelaksanaan model pembelajaran baik pada saat menggunakan Problem Based Learning (PBL) ataupun Project Based Learning (PjBL) sintak yang ada sudah terlaksana dengan baik. Walaupun ada beberapa sintak yang kurang maksimal seperti pada saat penyampaian orientasi masalah ataupun pada saat menentukan pertanyaan mendasar. Selain itu juga, pada saat aksi 1 pertemuan 2 saya lupa menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian pada aksi 2 pertemuan 2 juga ada yang terlewatkan yaitu menyampaikan materi yang akan di pelajari selanjutnya pada bagian penutup. Karena pada aksi 1 dan aksi 2 ada bagian yang terlewatkan, maka untuk aksi 3 dan aksi 4 saya menambahkan slide pada powerpoint untuk menandakan kegiatan apa selanjutnya yang akan dilakukan. Sehingga tidak ada lagi yang terlewatkan.
Respon
orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan :
1.
Respon dari peserta didik
Peserta
didik merasa senang dan bersemangat saat mengikuti pembelajaran baik saat
menggunakan model pembelajaran PBL ataupun PjBL. Peserta didik merasa lebih
mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena adanya kerja
kelompok, bahan ajar, serta penggunaan media ajar yang menarik pada proses
pembelajaran tersebut. Walaupun pada aksi 1 pertemuan 1 ada salah satu peserta
didik kurang memahami LKPD yang diberikan, tetapi setelah diarahkan dan
dibimbing akhirnya dia bisa paham apa yang harus dilakukan. Peserta didik juga
berminat dan senang untuk melakukan pembelajaran yang seperti ini lagi.
2.
Respon dari rekan guru
Rekan
guru menyambut baik dengan apa yang sudah dilakukan terkait strategi yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Karena secara tidak langsung memberikan
motivasi kepada mereka untuk melakukan hal yang sama demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik.
3.
Respon dari kepalas sekolah
Selaku pimpinan di instansi tempat saya mengajar, beliau sangat mendukung dengan strategi yang saya gunakan. Beliau berharap agar kami para guru terus berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran dikelas, agar dapat meningkatkan ketercapaian tujuan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik.
Faktor
keberhasilan dan ketidakberhasilan dari strategi yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Secara garis besar kegiatan aksi ini berhasil disebabkan beberapa faktor berikut :
- Mampu menganalisis masalah yang ada pada peserta didik
- Mampu menentukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut
- Membuat perencaan yang terarah dan terukur
- Membuat perangkat pembelajaran yang lengkap dan menarik
- Fasilitas yang disekolah memadai
- Adanya dukungan dari orang-orang disekitar
Adapun beberapa kekurangannya antara lain sebagai berikut :
- Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan lagi, karena pada pelaksanaan aksi ada yang waktunya itu melebihi sedikit dari 2 JP dan ada juga yang kurang sedikit dari 2 JP. Jadi untuk selanjutnya manejemen waktu harus benar-benar diatur, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan maksimal.
- Pengelolaan kelas perlu ditingkatkan agar suasana pembelajaran tetap kondusif selama kegiatan pembelajaran berlangsung, baik saat bekerja kelompok maupun saat kegiatan presentasi.
Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut adalah :
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik maka
perlu adanya analisis permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Kemudian
menentukan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Ketika sudah
menemukan solusi yang dianggap tepat, maka buatlah perencanaan dengan baik dan
matang. Selain itu juga, membuat pembelajaran yang menarik dan inovatif sangat
mempengaruhi keberhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jika perencanaan
sudah matang, maka pada pelaksanaan aksinya juga harus maksimal agar dapat
meningkatkan semangat, motivasi, dan pemahaman belajar peserta didik. Sehingga
peserta didik mendapatkan hasil belajar yang baik. Serta tujuan pembelajaranpun
dapat tercapai dengan baik.